
Sepenggal Kata Siti Nurhasanah
Puisi    Minggu 06 Desember 2020    15:56:13 WIBWARISAN DI UMUR SENJA
73 Tahun yang lalu
Belenggu besi berkarat telah putus
Kapal Bangsa berlayar ke Samudra Hindia
73 Tahun yang lalu
Sang Garuda terbangun dari tidur panjangnya
Membentangkan sayapnya hingga matahari tak terlihat lagi
73 Tahun yang lalu
Dua putra Garuda berbicara lantang kepada dunia
Bangsa kami telah merdeka!
Hari ini
Nahkoda telah sampai pada batasnya
Sayap Sang Garuda sudah tak mampu menutupi matahari
Bahkan putra Garuda telah kembali ketempat ia berasal
Tapi hari ini
Kapal bangsa takkan Kami biarkan berhenti berlayar
Sayap Garuda takkan Kami biarkan berhenti menutupi matahari
Dan suara lantang putra Garuda takkan Kami biarkan dihempas angin
Ini sumpah kami, ini janji Kami
Takkan Kami biarkan warisan ini hilang
Walau Raga harus berpisah dengan Rohnya.
Siti Nurhasanah: Rumbai, 08 Juli 2018
Hikayat Saudagar Pembunuh
Iblis telah bersemayam dalam hatiKu
Tempat suci nan Indah itu Kini telah musnah
Tandus, kering, retak
Menjadi pemandangan baru
Malaikat telah terlempar Dari hatiKu
Istana-istanah itu Kini telah terlempar dari hatiKu
Kebencian, keramahan, keegoisan
Sifat penghuni baru
Bisikan-bisikan Terdengar Samar dikepalaku
Hancurkan!
Musnahkan!
Binasakan!
Kini Aku adalah tuan rumah yang tak memiliki rumah
Dikuasai Oleh Iblis, dijalankan oleh Iblis
Mati pun Karena Iblis.
Siti Nurhasanah: Garuda Sakti, 08-09-2018
Pelangi Setelah Hujan
Sore itu, wajah manismu terasa sangat hambar
Ditemani jejeran batu bernama, kau tertunduk layu
Hujan tak mampu menghilangkan kabut pekat Di wajahmu
Kaulah bulan tak datang mengusir, seincipun kau takkan melangkah
Pagi itu, wajah manismu bagaiman madu yang memanggil kumbang
Sepasang malaikat menuntunmu menuju gerbang cahaya
Kau selalu dijaga oleh sepasang malaikat
Kau selalu disayangi oleh sepasang malaikat
Dan kau selalu dibanggakan Oleh sepasang malaikat
Hidupmu yang selalu bahagia, hidupmu yang selalu dijaga dan hidupmu yang selalu disayangi
Membuat kau lupa bahwa tak selamannya malaikat akan bersamamu
Kini,
Yang tersisa hanya tinggal memory manis, yang tersisa hanya tinggal Batu bernama
Lalu,
Apa yang kau lakukan sekarang?
Terjerumus Dalam kabut Yang tak berujung?
Atau bangkit meski harus tersengat.
Siti Nurhasanah: Garuda Sakti, 15 April 2018
Untukmu yang Sedang dalam Genggaman
Aku adalah sosok bayanganMu
Tak bisa kau gapai, tapi selalu ada dibelakangMu
Mungkin bukan diriku
Tapi, ingatanku yang tak pernah berlalu
Kita tak pernah saling menyapa
Namaku saja apa kau mengetahuinya
Namun senyuman mu seakan berisarat tentangku
Segalanya kau ketahui
Aku baik mengenalMu
Aku selalu mencari tau
Ya, itu aku
Yang tak lepas sedikitpun atas namaMu
Aku rela membuang ribuan tahun untuk satu hari yang berharga itu
Biarlah semua bahkan diriku membenciku
UntukaMu
Bahkan Jika esok bertemu
Biarkan aku berdarah untuk mendapatkan
Kau tersenyum padaku.
Siti Nurhasanah: Panam, 08 Augustus 2019
BERLIANKU
Terkadang kau gelap akan arah
Terkadang kau lebih hebat dari seorang pemandu arah
Terkadang kau benci sendiri
Terkadang kau benci keramaian
Ketika awan hitam ada disampingnya mu
Kau selalu memiliki cara untuk membuatnya cerah
Kau seperti batu
Keras, sulit untuk dihancurkan
Tapi air selalu bisa melubangi walau dengan waktu yang panjang
Kau bukan batu biasa.yang keras tak memiliki harga
Tetaplah menjadi keras
I love you.
Siti Nurhasanah: Panam, 09-03-2019